Laporan Membaca


Laporan Membaca 1
Judul               : Teka-Teki Terakhir
Penulis             : Annisa Ihsani
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal               : 252 Halaman

A. Ringkasan
            Ada yang aneh dengan pasangan suami istri Maxwell yang tinggal di rumah ta besar di pinggir sungai Littlewood, semua orang tau itu. Sewaktu kami masih kecil, aku dan abangku, Jack, sering berpura-pura bahwa mereka adalah penyihir, lengkap dengan sapu terbang dan ramuan berwarna hijau yang mengepuldi atas kuali. Belakangan, ketika orang dewasa semakin berkeras menyakinkan kami bahwa sihir itu tidak ada dan kami nyaris mempercayai mereka, cerita yang beredar mengatakan penghuni rumah itu adalah ahli kimia gila yang sedang melakukan eksperimen berbahaya. Versi serupa lainnya menyebutkan bahwa mereka ahli botani gila yang sedang meneliti tanaman langka. Rumahku dan rumah Maxwell teretak di sisi kiri sungai Littlewood, bagian kota yang lebih kecil. Sebagian besar rumah penduduk, toko-toko dan tempat menarik lain berada dis sisi kanan sungai. Ini artinya aku dan Jack harus melewati rumah maxwell setiap kali ingin mneyeberangi sungai, yang berarti setiap hari, karena kamikan perlu pergi ke sekolah. Pertemuan pertamaku dengan Tuan Maxwell terjadi sekitar setahun yang lalu.
            Sekarang bulan Maret tahun 19992. Tahun pertamaku di SMP, yang ternyata sangat jauh berbeda dari yang kukira, cara lebih halus untuk mengatakan “Sangat tidak menyenangkan”. Aku tidak lagi punya waktu untuk memikirkan si pria tua di balik ilalang karena, pikiranku dipenuhi banyak masalah yang lebih mendesak. Nilai nol di lembar jawaban kuis matematikaku.
            Kau tahu, aku sering mendengar orang dewasa berkata bahwa mereka payah dalam matematika semasa sekolah dulu.  Itu mungkin topik yang paling sering muncul dalam pecakapan basa-basi mereka, setelah cuaca dan pertandingan olahraga. Sekarang, hampir bisa kupastikan bahwa itu juga akan menjadi salah satu topik basa-basiku saat dewasa nanti.
Pertemuanku kemarin membangkitkan kembali rasa ingin tahuku terhadap suami istri Maxwell. Mengikuti anjuran pria tua itu, kulihat lagi kertas kuisku sebelum membuangnya. Ternyata ada catatan-catatan tambahan, ditulis dengan pensil tipis dengan tulisan keriting panjang-panjang, seperti,”Hanya salah menghitung dilangkah terakhir, aku akna memberi sedikitnya lima poin kalau aku jadi gurumu” dan “ Akan lebih mudah kalau kau menyamakan koefisien x dulu” dan semacamnya. Akhirnya kusimpan kertas itu di laci meja belajrku. Buku yang dia berikan tenyata, meski aku benci menngakuinya, cukup menarik. Aku jadi tahu bahwa nol tercatat pertama kali digunakan oleh orang-orang Babilonia sebagai simbol untuk melambangkan kekosongan. Setelah itu simbol ini juga muncul di peradaban Maya sekitar abad keempat. Dan butuh berabad-abad kemudian hingga akhirnya ahli matematika India bernama Brahmagupta menggunakan nol, untuk pertama kali sebgai angka yang bisa ditambahkan, dikurangi, dikali, dan dibagi. Sayangnya dia keliru untuk operasinya yang terakhir itu. Dia menyebutkan bahwa nol dibagi nol akan menghasilkan nol. Kurasa setelah membaca semua sejarah ini, aku jadi mengerti, tapi tidak bisa bilang aku setuju, sebagian perkataan Tuan Maxwell : tidak begitu buruk mendapatkan nol, setelah begitu lama pencahariannya.
Tetapi sudah sebulan yang lalu sejak pertemuan terakhirku dengan Tuan Maxwell dan aku masih belum mengembalikan buku itu. Setiap kali aku lewat di depan rumahnya, tidak terlihat tanda-tanda keberadaan pria itu. Aku pun tidak telalu memikirkannya lagi, meski buku itu masih kubawa kemana-mana di tasku seperti jimat. Aku juga tidak tahu persis kenapa aku melakukan hal tersebut. Nilai matematika sudah jauh lebih baik. Mungkin aku berusaha lebih keras untuk berkonsentrasi, atau mungkin matematika terasa lebih menarik sejak membaca sejarah nol, entahlah. Yang pasti pagi ini Pak Larson membagikan hasil kuis dadakan minggu lalu, dan teabak aku dapat berapa? 52 dari 100! Yah, memeang sih tidak bagus-bagus amat, dan juga masih dibawah rata-rata kelas, tapi iitukan 52 point lebih banyak dari pada kuis sebelumnya..
            Sekarang, aku sedang berada di pusat  kota bersama tamanku, Katie. Di awal tahun ajaran ini,tampaknya kami sama-sama menyadari bahwa maisng-masing tidak punya teman, jadi saat jam makan sinag kami duduk di meja yang sama di kantin. Dia menanyakan buku apa yang sedang ku baca, Nanci Drew, dan aku memuji gelqng ynqg di pakainya, yang ternyata dibuat sendiri. Dian lalau mewarkan mengajari membuat gelang, yang kuterima meski sesungguhnya aku tidak begitu suka memakai aksesori. Aku juga menawarinya untuk meminjam bukuku, yang diterirmanya meski aku juga tahu bahwa dia tidak begitu suku membaca cerita detektif. Sejak saat itu kami berteman.
            Katie berubuh mugil. Rambutnya hitam pekat dan dipotong pendek di bawah telinga seperti anak laki-laki. Dia suka mengenakan pakaian yang aneh-aneh, tapi menurtuku itu cocok dengan kepribadiannya. Ternyata selain membuat kerajinan tangan, dia juga suka menggambar dan melukis. Dinding kamrnya penuh dengan sketsa dan lukisan yang menurut mata awamku cukup mengagumkan..
            Keberanianku datang di hari Minggu, mungkin karena Minggu hari yang membosankan. Semua toko tuttup dan semua orang mengantuk, jadi kupikir lebih baik mencari petualangan sendiri. Jam tiga sore kutemukan diriku berdiri sendirian di depan pagar rumah Maxwell. Pintu pagarnya tertutup, tapi tidak terkunci. Perlahan kudorong pintunya hingga terbuka, lalu aku mulai melangkah masuk ke halaman depan rumah. Jalan setapaknya nyaris tidak kelihatan lagi karena tertutup ilalang ynag tingginya mencapai pinggangku.
            Setelah menyusuri bagian samping rumah, aku sampai di halaman belakng yang sangaat luas. Kebanyakan rumah di Littlewood memnag seperti ini, dengan halaman depan yang kecil dan halaman belakang yang luas. Tetapi halam belakang rumah Maxwell jauh ebih luas dari yang kubayangkan. Kelihatannya ada ynag merawat kebun ini. Ada beberapa pohon apel besar, kebun sayur , dan rumpun bunga di sana sini. Rumput liar juga tidak sebanyak halaman depan.
Mengikuti jalan setapak, aku samapai diteras belakng yang mungil. Ada satu meja rotan dan empat kursi. Di kolong salah satu kursi, ada kucing gemuk berbulu kuning sedang tidur. Debar jantungku jadi agak tenang sedikit. Orang ynag memlihara kucing pasti bukan orng jahat, kan?
Syukurlah, kali ini pintunya tidak jauh berbeda dari pintu di rumhku. Tidak ada bel di situ jadi aku mengetuk pelan-pelan. Setelah dua atau tiga menit, tidak ada jawaban. Kuketuk sekali lagi. Dua menit lagi berlalu. Sebagian diruku merasa lega. Mungkin tidak ada orang di rumah. Atau mungkin mereka tidak ingin diganggu tamu, apalagi oleh anak perempuan berumur dua belas tahun. Mungkin sebaiknya aku menekan rasa ingin tahu dan melanjutkan hidup.
Aku sudah membalikkan badan untuk pulang ketika pintu tiba-tiba terbuka. Ketika ia maju selangkah mendekatiku, barulah aku melihat Nyonya Maxwell dengan jelas untuk pertama kali. Sekarang aku tahu mengapa ada gosip ynag menyebutkan bahwa keluarga Maxwell bangsawan. Penampilan wanita ini sangat.... agung. Entahlah, aku tahu kedengarannya bodoh, tapi aku tidak bisa menamukan kata yang tepat untuk menggambarkan wanita ini. Mata besar dan berwarna abu-abu, bibir tipis, dan rambutnya ynag memutih disisir ke belakang lalau digulung menjadi sanggul kecil. Ia mengenakan pakaian bermotif bunga-bunga kuning dan kalung mutiara di lehar. Tampaknya ia sama tua dengan suaminya.
“Selamat sore,” kata Nyonya Maxwell padaku.
“Selamat sore, Nyonya Maxwell,” jawabku gugup.
“Ada yang bisa kubantu? Tanyanya. Sejenak ia menyipitkan mata memandangiku, kemudian tersenyum. “Ah, apakah ini Laura Welman?”
“Benar, Nyonya.” Bahkan tidak terpikir olehku untuk bertanya bagaimana ia bisa tahu.
“kelihatannya kita belum berkenalan secara resmi,” katanya sambil mengulurkan tanagn utnuk bersalaman. “Eliza Maxwell.”
Aku menyambut uluran tanagnnya dan menyebutkan namaku.
            Hari Minggu pagi berikutnya, aku memasuki halaman rumah Maxwell dengan kantong berisi kue brownies di satu tangan dan buku-buku yang kupinjam minggu sebelumnya di tangan lain. Kutemukan Nyonya Maxwell sedang membungkuk di atas rumpun bunga daisy di halaman belakang. Kali ini ia menggunakan celana panjang cokelat dan sweter krem sederhana. Tangannya tertutup sarung tangan berkebun. Rambutnya tidak lagi digelung, tapi diikat menjadi satu kunciran hingga ke punggung.
            “Selamat pagi, Nyonya Maxwell!”
            Nyonya Maxwell mendongak lalu tersenyum saat melihaku. “Ah, Laura. Bagaimana kabarmu?’
            “Baik,” jawabku sambil mangacungkan kantong berisi brownies. “Ibuku menitipkan brownies  untuk Anda dan Tuan Maxwell. Dia membuatnya sendiri tadi pagi.’
            “Baik sekali ibumu. Sampaikan terima kasihku padanya nanti. Bisakah kau tolong letakkan di dalam? Tanganku kotor.”
            Kuletakkan kue itu di meja dapur, lalu keluar lagi. “Sudah, adakah yang bisa kubantu, Nyonya?”
            “Kau boleh menyiram tanaman yang di sudut itu. Kalau tidak keberatan tentunya.”
            Kubuka gulungan selang dan mulai menyiram tanaman yang di tunjuknya.
            Kami menghabiskan lima belas menit berikutnya dengan memnagkas daun yang sudah terlalu lebat dan memotong beberapa tangkai mawar. Setelah meletakkan mawar-mawar tersebut ke dalam vas bunga berisi air, Nyonya Maxwell berkata, “Nah, Laura terima kasih banyak atas bantuanmu. Sekarang naiklah ke perpustakaan dan ambillah buku apapun yang kau inginkan. Dan bolehkah aku minta tolong lagi? Bukakan tirai dan jendela perpustakaan selagi kau di sana.”
            “Ok, Nyonya Maxwell.” Sahutku lalu mulai berjalan menuju perpustakaan.
            Kuhampiri rak buku milik Tuan Maxwell dan sekali lagi kuamati judul-judl buku di situ. Kali ini aku menangkap sesuatu yang luput dari perhatianku minggu lalu. Nama Fermat muncul berulang kali : Teorema Terakhir Fermat untuk Kasus n=4, Teorema Terakhir Faermat: Bukti untuk n=7, Sebuah Bukti Sederhana dari Teorema Terakhir Fermat untuk n=6 dan n=10, Kuliah tetang Teorema Terakhir Fermat....
            Tampaknya itulah yang dikerjakan Tuan Maxwell : Teorema Terakhir Fermat.
            Pada kenyataannya, Andrew Wiles berhasil memperbaiki kesalahan di pembuktiannya. Bukti Teorema Terakhir Fermat, totalnya 130 halaman, dipublikasikan pada bulan Mei tahun 1995. Tuan Maxwell tidak pernah mendapat kesempatan melihatnya. Ia meninggal bulan Januari tahun sebelumnya. Pensil dan buku catatannya tergeletak di meja di samping tempat tidurnya. Sampai akhir hayat dia masih terus berusaha membuktikan Teorema Terakhir Fermat.
            Sekarang tahun 1996 dan aku baru saja menonton tayangan dokumentasi BBC tentang Teorema Terakhir Fermat. Lewat acara itu aku akhirnya melihat seperti apa yang namanya Andrew Wiles. Dia berpotongan kurus tinggi, memakai kacamata, dan tampangnya terlihat menyenangkan. Selain wiles, acara itu juga memperlihatkan beberapa orang lainnya yang pernah mencoba membuktikan teorema itu. Orang-orang seperti Tuan Maxwell.


B. Unsur-Unsur Novel
1.      Tokoh
a. Laura Welman
b. James Maxwell
c. Katie
2.      Watak
a. Laura Welman         : Peenakut, sensitif, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
1)      Penkaut
Kutipan : ..... aku menoleh ke arah rumah itu. Apa yang kulihat membuat buluk kudukku meremang. ( Hal 10)
2)      Sensitf
Kutipan : “Tetapi aku sudah menjelaskannya tadi,” kata Jack tidak sabar. “Konsentrasilah, Laura. Pantas saja niaimu jelek.” Aw. Itu menyakitkan. Aku meninggalkam Jack dengan perasaan terkhianati. (Hal 16)
3)      Rasa ingin tahu tinggi
Kutipan : Aku perlu mencari tahu lebih jauh tentang Tuan Maxwell dan Teorema Terakhir Fermat, itu sudah pasti. (Hal 64)
b. James Maxwell        : pantang menyerah, cerdas, dan pekerja keras
1)      Pantang menyerah
            Kutipan : Tuan Maxwell tidak pernah mendapat kesempatan melihatnya. Ia meninggal bulan         Januari tahun sebelumnya. Pensil dan buku catatannya tergeletak di meja di samping tempat          tidurnya. Sampai akhir hayat dia masih terus berusaha membuktikan Teorema Terakhir        Fermat. (Hal 236)
2)      Cerdas
Kutipan : “Sekarang perhaitkan persamaan berikut....”Sejenak ia mencoret-coret di kertasnya. “.... dan kau akan selalu bisa menemukan kuadrat ganjil. Karena ada tak hingga banayknya kuadrat ganjil, dari persamaan ini kita bisa tahu bahwa ada tak hingga banyaknya Triple Pythagoras. Quod erat demonstrandum (QED), diambil dari bahasa latin, artinya yang sudah terbukti.”  ( Hal 71)
3)      Pekerja keras
Kutipan : “.... Jadi, bagaimana Anda bisa tau itu?” “Disinilah kita membutuhkan yang namnaya pembutian formal,” kata Tuan Maxwell. ( Hal 70)
c. Katie                        :egois, optimis, dan sensitif
1)      Egois
Kutipan : Katie terlalu sibuk dengan lukisan kolam teratainya. Hanya itu yang bisa dibicrakannya saat jam makan siang, dia bahkan tidak berpura-pura tertarik pada kelanjutan kisahku dnegan pasangan Maxwell. (Hal 67)
2)      Optimis
Kutipan : “.... coba tebak aku sudah menemukan ide untuk lukisanku. Kau tahu apa?Kolam teratai di taman kota! Idenya datang tiba-tiba sewaktu aku di suruh menjaga Karen di situ kemarin....” ia pun bercerita panjang lebar tentang rencana melukisnya. (Hal 56)
3)      Sensitif
Kutipan :”Kau selalu saja di rumah itu. Kau meluupakan janji kita nonton...”
 “ Tetapi itu karena Nyonya Maxwell sedang sakit!”
“ Lalu kenapa?” Potong Katie lagi. “Kau bukan cucunya. Kau tidak pelu mengurus mereka.” ( Hal 113)
3.      Latar
a. Latar tempat : Perpustakaan
Kutipan : Aku menghabiskan jam makan siang dengan membaca diperpustakaan. (Hal 27)
b. Latar waktu : Malam hari
Kutipan : Malam itu sehabis makan malam, kuketuk pintu kamar Jack. (Hal 14)
c. Latar Suasana : kecewa
Kutipan : Aku meninggalkan kamarnya dengan perasaan terkhianati. (Hal 17)
4.      Sudut Pandang
Menggunakan orang pertama tunggal.
Kutipan : Aku menelan ludah, berusaha mengumpulkan harga diri yang tersisa, lalu berkata, “ Baiklah, terima kasih, Tuan Maxwell. Akan kubuang di tempat yang benar sekarang.”
(Hal 20)
5.      Alur
Menggunakan alur maju.
Kutipan : Malam ini aku pergi tidur dengan perasaan kecewa. Tampaknya tidak ada yang tertarik dengan petualanganku di rumah Maxwell. Hari Minggu pagi berikutnya, aku memasuki halam rumah Maxwell dengan kantong berisi kue brownies di satu tanga dan buku-buku yang kupinjam minggu sebelumnya di tangan lain. (Hal 56-57)
6.      Gaya Bahasa
Asosiasi,yaitu membandingkan 2 objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan pemberian kata sambung bagaikan, baik, ataupun, seperti.
Kutipan :         “Selamat sore.”
                        Selama bertahun-tahun aku berharap bisa melihat penghuni rumah itu, tapi ketika benar-bnear terjadi yang kuucapkan hanyalah sapaan yang bisa disampaikan pada siapa saja di jalan pada sore itu. Tetapi, kata-kata itu, untungnya, bekerja seperti mantra yang melepaskan kutukan kaku di kakiku. ( Hal 10-11)
C. Pesan Moral
a.       Nilai Agama
Tidak selamanya orang bodoh akan tetap menjadi bodoh. Namun, apabila ia berusaha dan berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa maka seiring berjalannya waktu kebodhannya akan segera memudar.
Kutipan : Nilai matematika sudah jauh lebih baik. Mungkin aku berusaha lebih keras          untuk berkonsentrasi, atau mungkin matematika terasa lebih menarik sejak membaca sejarah        nol, entahlah. Yang pasti pagi ini Pak Larson membagikan hasil kuis dadakan minggu lalu,     dan teabak aku dapat berapa? 52 dari 100! Yah, memeang sih tidak bagus-bagus amat, dan     juga     masih dibawah rata-rata kelas, tapi iitukan 52 point lebih banyak dari pada kuis sebelumnya. (Hal 31)
b.      Nilai Sosial
 Jangan takut untuk meminta maaf dan mengakui apabila melakukan kesalahan.
Kutipan ; “Nyonya Maxwell, aku minta maaf soal sore kemarin. Tidak seharusnya aku masuk ke ruangan itu tanpa izin dan dengan lancang membuka buku Anda. Aku sungguh menyesal, dan kuharap Anda mau melupakannya.” (Hal 157)
c.       Nilai Moral
            Pertengkaran dalam persahabatan sebaiknya  diselesaikan dengan pikiran yang teerbuka. Jangan sampai memendam pendam sehingga dapat merusak persahabatan dan tali silaturahmi.
Kutipan : ”Kau selalu saja di rumah itu. Kau meluupakan janji kita nonton...” “ Tetapi itu karena Nyonya Maxwell sedang sakit!” “ Lalu kenapa?” Potong Katie lagi. “Kau bukan cucunya. Kau tidak pelu mengurus mereka.” (Hal 113)
D. Keunggulan dan Kelemahan Novel
a. Keunggulan :
Cerita karya Annisa Ihsani ini sanagt bagus dan gaya bahasanya juga mudah dipahami. Ceritanya mengandung unsur pendidikan yang sangan baik dibaca untuk usia remaja. Dari buku ini, kita tahu bahwa usaha manusia dalam menuutut  ilmu tidaklah ada batasnya. Cerita ini juga diangkat dari kisah nyata yang mengungkapkan tentang Teorema Terakhir Fermat. Saya suka dengan cerita karya Annisa Ihsani, Teka Teki Terakhir.  
b. Kekuarangan :
             Bagi sebagian orang, khususnys para remaja, pasti menganggap cerita ini membosankan kerena cerita yang di paparkan hanya mengandung unsur keilmiahan dan sedikit kisah percintaan di dalamnya

                                                           Laporan Kegiatan Membaca 2


Judul               : Bagaimana Berpikir dan Bermimpi Secara Kreatif
Penulis             : David J. Schwartz
Penerbit           : Binarupa Aksara
Tebal               : 35 Halaman

A. Ringkasan Buku
            Pertama, mari kita menjernihkan suatu pikiran yang keliru mengenai arti berpikir kreatif. Karena beberapa alasan yang tidak logis, sains, teknologi, seni dan karya tulis dianggap sebagai yang satu-satunya memerlukan pemikiran yang benar-benar kreatif. Kebanyakan orang menghubungkan berpikir kratif dengan hal-hal seperti penemuan listrik atau vaksin polio, atau novel atau pengembangan televisi berwarna.
            Tentu saja pencapaian seperti ini adalah bukti dari cara berpikir kreatif. Tiap langkah maju dalam manaklukkan ruamg angkasa adalah hasil dari berpikir kreatif. Akan tetapi, berpikir kreatif tidak hanya terbatas untuk pekerjaan tertentu, juag tidak hanya untuk orang yang super pandai.
            Lalu, apa yang dimaksud berpikir kreatif?
            Sebuah keluarga yang berpenghasilan rendah menyusun rencana untuk mengirim putra mereka ke universitas. Sebuah keluarga mengubah rumah yang paling tidak menarik di jalan itu menjadi tempat yang indah di lingkungan tersebut. Seorang pendeta  mengembangkan suatu rencana yang melipatgandahkan jamaahnya untuk kebaktian hari Minggu. Memikirkan cara-cara untuk menyederhanakan pembukuan, menjual produk kepada pelangga yang “sulit” mengusahakan agar anak-anak tetap asyik secara konstruktif, membuat karyawan benar-benar menyukai pekerjaan mereka, atau mencegah pertengkaran ”tertentu” semua ini adalah contoh berpikir kreatif sehari-hari yang praktis.
            Berpikir kreatif berarti menemukan cara-cara baru yang lebih baik untuk mengerjakan apa saja. Imbalan dari semua jenis sukses ini, di rumah, di tempat kerja, di dalam komunitas bergantung pada penemuan cara-cara untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik. Sekarang, mari kita lihat apa yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan dan menguatkan kemampuan kita dalam berpikir kreatif.
            Langkah satu : Percaya bahwa sesuatu dapat dilakukan.
            Inilah prinsipnya: Untuk melakuka apapun, kita harus lebih dahulu percaya bahwa hal itu dapat dilakukan. Percaya sesuatu dapat dilakukan membuat pikiran bergerak untuk mencari cara untuk melaksanakannya dan melicinkan jalan untuk solusi yang kreatif. Percaya sesuatu tidak dapat dilakukan adalah cara berpikir yang destruktif. Hal ini berlaku  untuk semua situasi, besar dan kecil. Para pemimpin politik yang tidak benar-benar percaya bahwa perdamaian dunia dapat dicapai akan gagal mencapainya karena pikiran mereka tertutup bagi cara-cara kreatif untuk menghasilkan perdamaian. Ahli ekonomi yang percaya depresi bisnis tidak dapat dihindari, tidak akan mengembangkan cara-cara kreatif untuk mematahkan siklus bisnis tersebut.
            Begitu pula Anda dapat menemukan cara-cara untuk menyukai seseorang ,menemukan cara untuk membeli rumah baru yang lebih besar, jika Anda percaya Anda dapat melakukannya. Kepercayaan melepaskan kekuatan kreatif. Ketidakpercayaan menjadi rem bagi berpikir kreatif. Percayalah, dan Anda pun akan mulai berpikir secara konstruktif.
            Pikiran  Anda akan Menciptakan Jalan Jika Anda Mengizinkannya .
Inilah dasar bagi berpikir kreatif.
1.      Hapus kata tidak mungkin biak dari piiiran Anda maupun kosakata pembicaraan Anda. Tidak mungkin adlah kata kegagalan. Pikiran “Ini tidak mungkin,” memulai reaksi berantai dari pikiran lain unutk membuktikan bahwa Anda benar.
2.      Pikirkan sesuatu yang istimewa yang selama ini ingin Anda lakukan, tetapi Anda rasa anda tidak dapat melakukannya. Sekarang buat sebuah daftar alasan mengapa Anda dapat melakukannya. Banyak dari kita mengalahkan dan menaklukkan keinginan kita hanya karena kita berkonsentrasi pada mengapa kita dapat sementara satu-satunya hal yang layak untuk konsentrasi mental kita adalah mengapa kita dapat.
            Cara bepikir tradisional  adalah musuh Nomor Satu untuk orang ynag tertarik pada program keberhasilan pribadi yang kreatif. Cara berpikir tradisional membekukan pikiran Anda, menghambat kemajuan Anda, mencegah Anda mnegmbangkan kekuatan kreatif. Berikut ini adalah tiga cara untuk memeranginya:
1.      Jadilah orang yang bersedia menerima gagasan. Sambut baik gagasan. Hancurkan pikiran penghalang seperti”Tidak akan berhasil,” “Tidak dapat dikerjakan,” “Ini tidak ada gunanya,” dan “ini tindakan bodoh.”
2.      Jadilah orang yang suka bereksperimen. Dobraklah rutin ynag tetap. Pergilah ke restoran baru, beli buku baru, kunjungi teater baru, dapatkan teman baru, ambil rute yang berbeda ke tempat kerja pada hari tertentu, ambil jenis liburan ynag berbeda tahun ini, sesuatu yang baru dan berbeda akhir pekan ini.
3.      Jadilah progresif, bukan regresif. Bukan “Itulah cara kami biasa mnegerjakannya maka kami harus mengerjakannya dengan cara itu,” melainkan “Bagaimana kami dapat mengerjakannya lebih baik daripada dengan cara yang biasa saya lakukan?” Bukan cara berpikir mundur, regresif, melainkan cara berpikir maju, progresif.
            Dalam bisnis, di rumah, di dalam komunitas, dan kombinasi keberhasilan adalah menegrjakan apa yang Anda kerjakan dengan lebih baik (meningkatkan kualitas pengeluaran Anda) dan mnegrjakan lebih banyak apa yang Anda kerjakan (menaikkan kuantitas keluaran Anda).
            Anda yakin ada imbalannya untuk bekerja lebih banyak dan lebih baik? Kalau begitu cba prosedur dua langkah ini :
1.      Terimalah dengan keinginan yang besar peluang untuk bekerja lebih banyak. Adapun pujian jika Anda diminta untuk menerima tanggung jawab baru. Menerima tanggung jawab yang lebih besar dalam pekerjaan membuat Anda menonjol, dan memperlihatkan bahwa Anda lebih berharga.
2.      Berkonsentrasilah pada “Bagaiman saya bisa melakukan lebih banyak?: jawaban kreatif akan muncul. Beberapa dari jawaban ini mungkin berupa perencanaan dan organisasi yang lebih baik atas pekerjaan Anda yang sekarang, atau pengambilan jalan pintas dalam aktivitas rutin Anda, atau mungkin penghapusan aktivitas yang tidak penting sama sekali. Akan tetapi, biar saya ulangi, pemecahan untuk mengerjakan lebih banyak akan muncul.
            Dalam ratusan wawancara dengan orang pada segala singakat, saya membuat penemuan ini: Semakin besar orang bersangkutan, semakin cenderung ia mendorong anda untuk berbicara; semakin kecil orang yang bersangkutan, semakin cenderung ia mengkhotbahi Anda.
            Orang besar memonopoli kegiatan mendengarkan.
            Orang kecil memonopoli kegiatan berbicara.
            Telinga Anda adalah katup pemasukan Anda. Telinga Anda memberi makan pikiran Anda dengan bahan mentah yang dapat diubah menjadi kekuatan kreatif. Kita tidak belajar apapun dengan berbicara. Akan tetapi tidak ada batas pada yang apa dapat kita pelajari dengan bertanya dan mendengarkan.
            Coba program tiga tahap ini untuk mneguatkan kreativitas Anda melalui bertanya dan mendengarkan:
1.      Dorong orang lain untuk berbicara. Di dalam percakapan pribadi atau di dalam perusahaan, usahakan orang berbicara dengan memberi dorongan kecil seperti,”Ceritakan kepada saya tentang pengalaman Anda...” atau “Apa menurut Anda yang merupakan inti persoalan?” dorong orang lain untuk berbicara dan Anda pun memperoleh kemenangan rangkap dua, pikiran Anda menyerap bahan mentah yang dapat Anda gunakan untuk menghasikan pikiran yang kreatif dan Anda mendapatkan teman. Tidak ada cara yang lebih pasti untuk membuat orang lain mnryuakai Anda dibandingkan melainkan mendorong mereka untuk bebicara dengan Anda.
2.      Uji pandangan Anda dalam bentuk pertanyaan. Biarkan orang lain membantu Anda menghaluskan dan mengoles gagasan Anda. Gunanakan pendekatan apa-pendapat-anda-menegenai-saran-ini. Jangan bersikap dogmatik. Jangan mengumumkan gagagsan segar seolah gagasan itu disajikan di atas piring emas. Lakukan sedikit penelitian informal lebih dahulu. Lihat bagaimana kolega anda bereaksi terhadapnya. Jika Anda melakukannya kemungkinan Ana akhirnya memperoleh gagasan yang lebih baik.
3.      Berkonsentrasilah pada apa yang dikatakan oleh orang lain. Mendengarkan adalah lebih daripada sekedar menutup mulut. Mendenagrakan berarti membiarkan apa yang dikatakan menembus ke dalam pikiran Anda. Begitu sering orang berpura-pura mendengarkan ketika mereka sama sekali tidak mendengarkan. Mereka cuma menunggu lawan bicara untuk berhenti sejenak agar mereka dapat mengambil alih pembicaraan. Berkonsentrasilah pada apa yang dikatakan oleh lawan bicara. Evaluasi apa yang dikatakannya. Begitulah cara Anda mengumpulkan makanan untuk pikiran Anda.
            Ada banyak cara untuk mendapatkan stimulasi mental, tetapi di sini ada dua yang dapat Anda masukkan ke dalam pola kehidupan Anda.
            Pertama, bergabunglah dan bertemulah secara teratur setidaknya dengan satu kelompk profesional yang memberikan stimulasi di dalam bidang pekerjaan Anda sendiri. Bergaullah dengan orang lain yang berpikiran sukses. Ingatlah pikiran yang hanya mendapat dari dirinya sendiri akan kekurangan gizi, menjadi lemah dan tak mampu berpikir kreatif dan progresif. Stimulasi dari orang lain adalah makanan pikiran yang bagus sekali.
            Kedua, bergabunglah dan berpartisipasilah dalam setidaknya satu kelompok di luar bidang pekerjaan Anda.bergaul dengan orang yang mempunyai minat kerja yang berbeda meluaskan pikiran Anda dan membantu Anda melihat gambaran yang besar. Anda akan terkejut bagaimana bergaul secara teratur dengan orang-orang di luar bidang pekerjaan Anda sendiri akan merangsang cara berpikir Anda dalam bidang pekerjaan Anda.
            Gagasan adalah buah dari cara berpikir Anda. Akan tetapi, gagasan harus digunakan dan dipraktekkan agar mempunyai nilai. Setiap tahun sebatang pohon ek menghasilkan cukup banyak biji untuk memenuhi hutan yang lumayan luas. Namun, dari banyak biji ini mungkin hanya satu atau dua yang akan menjadi pohon. Tupai memakan sebagian besar bijinya, dan tanah yang keras di bawah pohon tidak memberi banyak kesempatan untuk mulai tumbuh kepada benih yang tersisa. Begitu pula dengan gagasan. Sedikit sekali yang mengasilkan buah. Gagasan mudah sekali hancur jika kita waspada, tupai (orang yang berpikiran negatif) akan menghacurkan sebagian besar gagasan tersebut. Gagsan memerlukan penanganan khusus sejak dilahirkan hingga diubah menjadi cara-cara praktis mengerjakan sesuatu yang lebih baik. Gunakan tiga cara ini untuk memelihara dan mengembangkan gagasan Anda:
1.      Jangan biarkan gagasan lepas. Tuliskan gagasan tersebut. Setiap hari banyak sekali gagasan yang dilahirkan hanya untuk mati dengan cepat karena tidak dituangkanke atas kertas. Ingatan adalah budak yang lemah dalam melindungi dan memelihara gagagsan yang masih sangat baru. Bawa selalu buku catatan atau beberapa buku kecil bersama Anda. Jika Anda mendapatkan suatu gagasan, tuliskanlah. Orang dalam pikiran kreatif dan subur menegetahui bahwa gagasan yang bagus dapat muncul di setiap waktu di setiap tempat. Jangan biarkan gagasan lepas atau Anda merusak buah dari pikiran Anda. Kurunglah gagasan tersebut.
2.      Tinjau gagasan Anda. Tempatkan gagasan di dalam arsip aktif. Arsip itu dapat di simpan di dalam lemari yang rumit atau dapat berupa meja berlaci.
3.      Tanam dan pupuk gagasan Anda. Buatlah gagasan bertumbuh. Pikirkan gagasan tersebut. Kaitkan gagasan tersebut dengan gagasan-gagasan lain yang masih berhubungaan. Baca apa saja yang dapat Anda temukan yang entah bagaimana berhubungan denga gagasan Anda. Selidiki smeua sudut. Kemudian, ketika waktunya tiba, buat catatan itu bekerja untuk diri Anda, pekerjaan Anda, masa depan Anda.
B. Keunggulan Buku
            Memaparkan dengan jelas bagaimana cara berfikir dan bermimpi secara kreatif yang disertai dengan contoh dalam kehidupan nyata sehingga mempermudah pembaca dalam penerapannya.
C. Kelemahan Buku
            Bahasa ynag digunakan cukup sulit untuk dipahami pembaca. Banyak kosa kata asing yang digunakan di dalamnya. Untuk itu, pembaca harus mengartikan terlebih dahulu kosa kata  tersebut.
D. Manfaat Buku
1.      Percaya bahwa sesuatu dapat kita dilakukan.
2.      Tidak malas dalam berfikir
3.      Dapat mengevaluasi diri dengan baik.
4.      Memberi bimbingan yang bermanfaat unruk di terapkan dalam kehidupan sehari-hari
5.      Menumbuhkan wawasan yang luas.

                                                              Laporan Membaca 3

Judul               : Hidup Sukses (Waktu Adalah Uang)
Penulis             : Bambang Marhiyanto Eska
Penerbit           : CV. Bintang Pelajar
Tebal               : 20 Halaman
A. Ringkasan Buku
            Bila kita perhatikan dengan seksama, bahwa orang-orang besar yang sukses dan berhasil mencapai tingkat kemajuannya dalam memperjuangkan hidup, niscaya mereka selalu menghargai waktu. Mereka pantang menyia-nyiakan waktu. Waktu diukur dengan uang. Apabila sedetik waktu terbuang dengan percuma berarti membuang pula mata uang dengan sia-sia.
            Orang yang sukses benar-benar mempergunakan waktu seefesien mungkin. Meskipun bagaimana sibuknya, tetapi mereka masih bisa membagi waktu, dan berjalan lancar. Mereka membuat jadwal kegiatan jadwal sehari-hari. Misal berapa persen untuk keluarga, berapa persen untuk kerja, berapa persen untuk bergaul dengan kawan, dan berapa persen pula untuk Tuhannya. Semuanya mulus tak ada gangguan. Itulah sebabnya sehingga mereka bisa sukses dan meraih puncak keberhasilan.
            Orisn Swett mengemukakan pendapatnya dalam hubungannya dengan penggunaan waktu sehari-hari :
            “ Waktu. Tiap hari datang mengunjungi kita sebagai seorang sahabat yang setia membawa             hadiah-hadiah yang berharga. Apabila hadiah itu tidak kita terima, maka ia akan pergi dan            tak akan kembali. Tiap-tipa pagi dia datang dengan memberikan hadiah-hadiah baru. Tetapi           jika kemarin dan kemarin dulu hadiah-hadiah itu tidak kita terima, lama-lama kita tidak akan          berhasil menikmati lezatnya hadiah pemberian waktu tersebut, sebab kita tidak pandai        menghargainya. Pribahasa mengatakan bahwa kekayaan yang hilang dapat dicari kembali dengan berlaku hemat dan rajin, kesehatan yang terganggu bisa sembuh dengan berobat,   tetapi waktu yang hilang terbuang tidak dapat dicari lagi untuk selama-lamanya.”
            Dari kata-kata Orison Swett, kita bisa menarik kesimpulan bahwa waktu setiap hari datang. Kalau anda pandai menggunakan waktu, untuk bekerja, usaha dan kegiatan yang bermanfaat maka waktu akan memberi hadiah kepada anda. Hadiah itu tentunya keberhasilan. Tetapi bila kita menyia-nyiakan waktu, percayalah sampai tua anda pasti akan kecewa, menyesali diri. Rugi yang berkepanjangan. Karena waktu adalah umur, sekali terbuang maka dia tak akan kembali ke hadapan kita. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang memanfaatkan waktu dan mengisi hudupnya dengan kegiatan yang bermanfaat.
a.      Sejak Bangun Tidur Hingga Tidur Lagi
            Sebagai orang yang ingin berhasil, tentunya betul-betul kita bisa meprthitungkan waktu mulai pagi sampai petang tak ada waktu yang terbuangdengan percuma. Anggap saja waktu adalah uang. Siapa yang menghargai waktu dialah yang akan meraih keuntungan.
            Langkah-langkah yang harus anda perhatikan jika anda benar-benar menggunakan waktu dengan tepat adalah lebih dahulu mebuat jadwal perjalanan waktu. Susunlah kegiatan anda, mulai bangun tidur sampai tidur lagi.
            Suatu misal, berapa waktu yang anda pergunakan untuk bangun pagi, berapa pula waktu untuk baca koran, sarapan dan mempersiapkan diri untuk berangkat kerja. Semuanya harus anda atur sesuai dengan jadwal.
            Buanglah kegiatan anda yang sekiranya menyita waktu banyak dan tanpa mendatangkan hasil. Sebagai contoh, ngobrol dengan teman, menggunjing orang lain adalah perbuatan yang sia-sia.menggunjing dan membicarakan orang lain memanglah mengasikkan. Biarpun anda berlama-lama membicarakan tetangga tetapi tak terasa bosan sedikitpun. Tetapi ingat, orang yang berhasil dalam hidupnya ialah orang yang selalu berhati-hati dalam menggunakan waktu. Tak pernah ada dalam kamus bahwa, orang yang bermalas-malasan, menggunjing tetangga itu bisa kaya dan berhasil.
            Coba anda renungkan, kegiatan apa saja yang anda lakukan selama sehari penuh. Anda tidak sadar bahwa waktu cepat berlalu, bila dia pergi maka tak akan datang lagi. Memang, kelihatannya sehari penuh anda selalu sibuk. Tetapi apakah kesibukan anda yang menyita banyak waktu itu mendatangkan hasil. Nah, bertanyalah pada diri sendiri.
            Napoleon pernah berkata :
                        “Seperti halnya selembar benang itu berharga, begitu juga kita harus                         menghargai menit-menti dari waktu kita.”
            jadi, jika anda ingin berhasil maka hargailah waktu sebagaimana anda menghargai benag sutera, kata Napoleon. Berpaculah bersama dentingnya derak jarum jam demi meraih nasib yang baik.
b.      Cara Menggunakan Waktu Dengan Tepat
            Umur kita terus melngakh tak ubahnya jarum jam yang ada di dindnig rumah kita. Dia tak henti-hentinya berputar. Begitu juga dunia, siang dan malam selalu berganti tepat pada waktunya.
            Bagaimana dengan anda?
Tentu anda termasuk orang yang rugi besar di dunia ini jika anda menyia-nyiakan umur kehidupan anda. Kebiasaan menunda pekrjaan adalah momok besar dalam sejarah orang-orang yang sukses. Ketahuilah bahwa para pembesar yang berhasil tak pernha menunda-nunda pekerjaan. Hari ini bekerja dan hari ini berusaha agar pekerjaan itu selesai.
            Adapun cara membuat jadwal kegiatan dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi adalah sebagai berikut : Misalkan anda bangun pukul lima pagi maka yang harus anda lakukan adalah:
                        Sekian menit untuk shalat subuh.
                        Sekian menit untuk senam pagi.
                        Sekian menit untuk mendengarkan radio.
                        Sekian menit untuk mandi pagi dan seterusnya.
            Pendeknya, isilah hidup anda dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Aktivitas yang mnedatangkan hasil. Anda boleh santai tetapi sampai berapa lama untuk santai tersebut. Tentunya anda harus pandai memperhitungkan detik-detik tersebut. Andaikata anda bersikap dan bertindak demikian maka dalam waktu dekat andapun tergolong orang-orang yang berhasil
            Akan tetapi bagaimana dengan negara kita, Indonesia. Kenyataan menujukkan bahwa masyarakat kita terkenal dengan orang-orang yang sangat meremehkan waktu. Kemudian, bagaimana cara mengubah kebudayaan yang menimbulkan kerugian itu? Maka dari itulah mulai seawal mungkin biasakanlah untuk berdisiplin waktu.
c.       Teledor, Akan Menyita Banyak Waktu
            Pada dasarnya bahwa ketledoran manusia itu ada dua bagian yaitu karena di sengaja dan keteledoran karena tidak sadar. Sebenarnya sifat teledor itu disebabkan oleh diri sendiri. Mustahil orang yang selalu berhati-hati dalam menentukan sesuatu keputusan atau melaksanakan pekerjaan itu mengalami kesalahan. Akan tetapi karena kecerobohan maka masalah itu menimpanya. Maka, untuk menekan keteledoran sekecil mungkin, anda perlu melatih kepekaan anda terhadap kesalahan. Mulailah memperhatikan kesalahn anda yang tarafnya sepele.
            Janganlah anda gegabah bertindak atau memutuskan sesuatu bila persoalan itu benar-benar masih belum bisa dikerjakan. Cobalah untuk menganalisa sebab musabab dari kesalahan yang menimpa anda. Meskipun kesalahan itu masih kesalahn yang ringan. Dengam bertindak demikian maka anda bisa menghindari keteledoran yang membawa kerugian besar bagi anda.
            Untuk menghindari keteledoran tersebut, maka sebaiknya anda lakukan hal-hal sebagai berikut :
1.      Berhati-hatilah setiap melangkah
2.      Perhitungkan pekerjaan anda dengan matang.
3.      Tidak menunda pekerjaan.
4.      Membuat planning kegiatan.
5.      Cobalah dengan penemuan baru.
6.      Dahulukan pekerjaan yang anda anggap penting.
7.      Bersikaplah waspada terhadap apa yang anda kerjakan.
8.      Nikmatilah pekerjaan yang sedang anda lakukan.
Menurut Wiliam O. Uraneck bahwa keteledoran itu ada tiga macam yakni:
1.      Keteledoran yang disengaja, yaitu tindakan manusia ketika dalam keadaan marah atau secara sadar memberontak terhadap sesuatu keadaan yang kurang menyenangkan.
2.      Keteledoran yang tidak disengaja, yaitu karena gangguan jasmaniah, halangan-halangan saat tertentu, salah tafsir perintah atau petunjuk, keliru menanggapi tindakan atau perkataan rang lain.
3.      Keteledoran dalam mengevaluasi, yaitu kesalahan akibat dari suatu keputusan yang keliru. Akhirnya menimbulkan prasangka buruk, rasa takut, sifat keras kepala, kebencian, fakta yang tidak lengkap atau  meunjukkan data yang tidak benar atau GOSIP.
            Sudah jelas kiranya, bahwa apabila kita melakukan keteledoran, baik disengaja atau tidak maka pekerjaan kita akan terhambat. Dan tentu pengulangan kesalahan itu akan menyita banyak waktu.
            Akan tetapi sifat ceroboh itu dapat kita atasi dengan membiasakan diri untuk berhati-hati dalam melakukan tindakan. Pengalaman dimasa lampau hendaknya anda pegang erat-erat agar tidak terjadi kekilafan untuk yang kedua kalinya.
d.      Buanglah Budaya “Malas dan Menunda Kegiatan”
            Orang yang berhasil dalam kehidupannya tak pernah malas dalam bekerja maupun kegiatan lainnya. Dia selalu rajin di segala hal. Bukankah ada pepatah mengatakan bahwa rajin adalah pangkal pandai dan hemat adalah pangkal kaya. Siapa bermalas-malas maka jangan diharapkan bisa bahagia hidupnya.
            Apabila anda selalu menunda-nunda pekerjaan maka jangan anda harapkan untuk bisa menjadi seorang yang sukses. Bukankah ada pepatah mengatakan bahwa, sedikit demi sedikit akhirnya menjadi bukit. Begitu juga, bila anda selalu menunda pekerjaan yang anda anggap remeh. Setiap hari pekerjaan itu bertambah menumpuk yang akhirnya anda kecewa, karena pekerjaan itu menjadi bertumpuk-tumpuk. Jadi, pekerjaan yang anda tunda-tunda itu akhirnya membuat beban anda. Beban yang sangat berat. Dan anda pun dipaksa untuk menyelesaikannya.
            Maka bersemboyankanlah bahwa :
                        “Persoalan hari ini adalah hari ini juga”
                        “Menunda pekerjaan berarti mengolor waktu dengan percuma“
                        “Sedang umur manusia tak pernah menunda atau berhenti melnagkah”
e.       Waktu, Sedetikpun Tetap Berharga
            “Tariklah manfaat dari setiap menit yang berlalu, agar jangan sampai ia lewat          dengan percuma. Maka untuk setiap jam yang selebihnya kita tak perlu cemas             lagi, sebab ia akan membawa keberhasilannya sendiri.”
Lord Chesterfield
            Kebanyakan orang-orang yang sukses dan berhasil, dia tak mau tinggal diam untuk membiarkan menit-menit yang berlalu. Setiap detik selalu digunakan untuk manfaatkan sesuatu. Mereka pada beranggapan bahwa apabila membiarkan waktu berlalu maka akan tertinggal jauh dari sukses. Bukankah jarum jam tetap berputar tanpa ada rasa kompromi. Dia selalu bergerak maju bersama dengan matahari. Dia tidak menghiraukan apakah anda tertinggal atau tidak. Selalu dan selalu berputar tanpa ada batas hentinya.
            Jadi, waktu itu nilainya sangat mahal bagi oranag yang bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Akan tetapi waktupun bisa berubah tak ternilai sepeserpun apabila orang itu telah tertinggal jauh dan tergilas roda kehidupan. Sehari-hari hidupnya hanya dihiasi dengan rasa pennyesalan dan keputusasaan. Orang seperti ini karena tidak menyadari bahwa umurnya setiap hari bahkan setiap detik telah berkurang. Dia tidak menyadari bahwa waktu hidup dan kesempatan usahanya terus terpacu, tak henti-hentinya. Kemudian, akhirnya dia tertinggal jauh oleh orang-orang yang menghormati waktu.
f.       Memanfaatkan Waktu Luang
            Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang sukses hanya karena mereka mau memanfaatkan sisa waktunya. Waktu yang luang tidak dibiarkan berlalu begitu saja, akan tetapi setiap detik yang berlalu ditariknya manfaat yang menghasilkan sesuatu.
            Jadi, waktu luang dapat anda manfaatkan untuk melakukan hal-hal yang berguna. Melakukan sesutu yang bisa menunjang karier anda. Janganlah waktu yang luang tersebut membuat anda mnejadi mati kutu karena tidak bisa memanfaatkannya.
B. Keunggulan Buku
            Menggunakan bahasa yang mudah di pahami dan dimengerti oleh pembaca. Pilihan katanya menarik sehingga membuat para membaca ingin terus membaca buku ini. Di dalamnya juga terdapat pendapat para ahli yang dapat mendukung opini penuis.
C. Kekurangan Buku
            Terjadi kesalahan dalam  pengetikan kata seperti kata “tledor”. Ulasan yang disajikan kurang lengkap sehingga mengurangi minat pembaca dalam membaca buku ini. Namun, dengan ketidaklengkapan tersebut, Bambang mampu mengulas kata-katanya sehingga kata-kata tersebut dapat menarik minat pembaca untuk membaca buku ini.
D. Manfaat Buku
            Dari buku ini kita memperoleh manfaat yang luar biasa. Dari buku ini kita bisa menegerti bahwa waktu itu sangatlah penting dan berharga. Orang yang dapat memenfaatkan waktunya akan memperoleh keberhasilan. Namun, barangsiapa yang menyia-nyiakan waktunya akan memperoleh kegagalan. Dari buku ini pula kita mengerti bahwa keteledoran akan menyita banyak waktu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku (Berjalan di Atas Cahaya)

Laporan Kegiatan Membaca 2

Teks Prosedur